Rabu, 01 Januari 2014

Monggo, Nyoba Rujak Belut Kersana, Brebes


Berbagai makanan rujak, seperti rujak pecel, rujak lotek atau rujak gado-gado, mungkin bukan hal yang aneh, dan setiap warga Brebes sudah merasakan. Namun untuk sebagian masyarakat, mencoba makan rujak belut ala desa Cigedog kecamatan Kersana mungkin belum begitu banyak yang merasakan.
Memang bahan dasar rujak belut adalah seperti layaknya rujak pecel, gado-gado atau sejenisnya. Namun hanya sambalnya saja yang sama, dari beberapa racikan bumbu dapur, dan kacang goreng, hanya bahan penunjangnya saja dari binatang belut, yang diyakini mempunyai banyak vitamin. Bahkan, dengan memakan rujak belut diyakini bisa menambah stamina gairah laki-laki.
belutKhaeriyah, penerus generasi mak Ribut pedagang rujak belut di Cigedog Kersana menuturkan, jualan makanan rujak belut sudah ditekuni 15 tahun lalu. Sebelumnya keluargnya berjualan rujak seperti layaknya yang lain, jenis pecel dan gado gado. Namun karena perkembangannya tidak menggembirakan dia mencoba beralih ke rujak dengan bahan penunjang belut. Mulanya rujak belut tidak begitu mendapat respon masyarakat sekitar, karena dianggap makanan aneh dan tidak lazim. Dalam beberapa hari rujak belut yang ditekuninya sempat tidak laku.
Dengan perjalanan waktu, ternyata dagangannya mendapat respon yang luar biasa, bahkan masyarakat dari luar yang mendengar ada penjual rujak belut-pun seperti dari Tegal, Cirebon bahkan Jakarta, mulai berdatangan ingin merasakan nikmatnya rujak belut, bahkan tidak sedikit pula yang merasa kecanduan untuk menikmati makanan ini.
Per-hari sekarang Kheriyah bisa menghabiskan sebanyak 15-20 kilogram belut. Bila hari raya malah bisa menghabiskan belut 50 kilogram atau 0,5 kwintal. Belut di dapat dari pasar Gebang Cirebon Jawa Barat.
Sebelum disajikan belut-belut dibersihkan dengan menggunakan abu gosok dan cairan sabun cuci yang berfungsi untuk menghilangkan kelicinan. Setelah proses pencucian dan pembersihan selesai, kemudian belut di di beri racikan bumbu dapur sederhana, seperti kunyit, jahe, lengkuas dan garam. Dan setelah usai pengolehan dengan bumbu belut dibiarkan 1-2 jam agar bumbu meresap ke tubuh belut, baru belut siap di goreng.
Selanjutnya setelah proses penggorengan belut sudah dianggap matang, baru di olah lagi dengan sambal rujak, seperti menggunakan bahan kacang tanah, terasi, garam, lombok. Untuk rasa penunjang agar sambal terasa enak, sambal diberi campuran bawang, tomat dan sedikit jeruk keris. Dan rujak belut-pun siaap di sajikan kepada penikmat, alias pembeli. Harga-nyapun perporsi terjangkau, sekiitar 20 ribu, dengan segelas minuman es teh.. wuaaahhhh… nikmatnya.
Daryanto bakul bawang yang diwawancarai BBREBESNEWS.CO asal desa KLampok Kecamatan Wanasari, mengatakan setiap lewat daerah Cigedog dalam rangka mencari barang dagangan bawang, dia mesti mampir ke rujak belut.
“Dengan menikmati rujak belut gairah makannya menjadi tambah. Vitalitas kerja dan gairah kelelakiannya juga terasa tambah,” ujar Daryanto sambil ter-kekeh.
Sementara itu Wati Dari Cirebon Jawa Barat yang juga ditemui di warung rujak belut mengatakan, untuk rujak belut rasanya pas dengan selera perempuan. Ada manis, masam, gurih dan satu lagi padas.
“ Dengan rasa yang berwarna ini, apalagi ada pedasnya,bikin para perempuan ketagihan menikmatinya mas. Gairah makan-pun bertambah,” Tandas Wati. (Afif.A)
Posted in: Kuliner